Septya Dewi Anggraeni. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

hy

BIODATA DIRI

Nama Lengkap

Septya Dewi Anggraeni

Nama Panggilan

Septy, tya, dewi, dll.

Jenis Kelamin

Perempuan

Agama

Islam

Alamat

Wates Mojokerto

E-mail

dhewyrahul@gmail.com

Nomor HP

085655557358

Waspadai Epilepsi pada Anak


Image by : Grafvision | Dreamstime.com
Pada negara berkembang, jumlah anak penyandang epilepsi berkisar 25-840 per 100.000 penduduk per tahun. Gejala epilepsi yang muncul dari anak-anak ini bervariasi, tergantung jenis yang diderita. Kenali gejalanya sejak dini!


Jenis epilepsi yang biasa terjadi pada anak ialah epilepsi idiopatik dan simptomatik. Epilepsi idiopatik biasanya terjadi pada anak dengan perkembangan dan pemeriksaan fisiknya normal. Gejala baru muncul pada usia tertentu – dan biasanya mempunyai prognosis baik. Sebaliknya, epilepsi simptomatik dihubungkan dengan epilepsi karena ada kelainan di otak.

Adapun gejala-gejala epilepsi yang muncul pada anak adalah seperti berikut:
  • Anak memiliki tatapan mata yang kosong. Biasanya, ini terjadi secara mendadak, ketika si anak sedang melakukan sesuatu dan berhenti tiba-tiba. Ia lantas seperti melamun.
  • Bangkitan total. Anak yang mengalami bangkitan total biasanya jatuh secara tiba-tiba dan kehilangan kesadaran. Ini berlangsung sekitar 2-5 menit.
  • Kedutan. Meski gejala yang satu ini bisa muncul pada berbagai jenis epilepsi, namun ia terlihat lebih jelas pada epilepsi fokal.
  • Aura (biasa dianggap sebagai tanda peringatan). Aura terjadi sesaat sebelum bangkitan berlangsung, di mana si anak tiba-tiba merasa sakit tanpa sebab, mendengar suara yang tidak nyata, atau mencium aroma yang tidak ada sumbernya.
Apa dampak epilepsi pada anak? Anak-anak penyandang epilepsi biasanya mendapat gangguan fungsi intelegensi, pemahaman bahasa, gangguan fungsi kognitif, bahkan membuat perbedaan yang cukup signifikan pada IQ. Selain itu, epilepsi juga memiliki penyakit penyerta. Ini yang dalam dunia medis disebut komorbiditas, dan mesti diawasi oleh para orang tua. Komorbiditas akibat epilepsi ini sangat beragam, mulai dari lumpuh otak, retardasi mental, maupun ADHD.

Para orang tua memiliki peranan penting dalam perkembangan anak penyandang epilepsi. Selain melakukan deteksi dini, para orang tua diharapkan dapat memperhatikan kelainan-kelainan yang mungkin terjadi selama masa pertumbuhan.


Meski hingga saat ini belum ada pengobatan yang mampu menyembuhkan epilepsi, sekitar 80 persen anak-anak dengan epilepsi bisa hidup normal. Bangkitan yang dialami telah terkontrol melalui pengobatan yang benar dan teratur. Hasil penelitian WHO yang dilakukan di Amerika, Inggris , dan Swedia menunjukkan, setelah melalui pengobatan teratur selama 10 tahun, akumulasi penurunan terjadinya bangkitan – selama lima tahun - adalah sebesar 58-65 persen (orang dewasa) dan 74 persen (anak-anak). (Bayu Maitra)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

jalan tak berujung

Sumber : http://thekampoengblogger.blogspot.com/2013/03/30-efek-blog-paling-dicari-oleh-blogger.html#ixzz2rN1GPmC2

Mau punya buku tamu seperti ini?
Klik di
sini (Info Blog)