Image by : Grafvision | Dreamstime.com
Pada
negara berkembang, jumlah anak penyandang epilepsi berkisar 25-840 per 100.000
penduduk per tahun. Gejala epilepsi yang muncul dari anak-anak ini bervariasi,
tergantung jenis yang diderita. Kenali gejalanya sejak dini!
Jenis epilepsi yang biasa terjadi pada anak ialah epilepsi
idiopatik dan simptomatik. Epilepsi idiopatik biasanya terjadi pada anak dengan
perkembangan dan pemeriksaan fisiknya normal. Gejala baru muncul pada usia
tertentu – dan biasanya mempunyai prognosis baik. Sebaliknya, epilepsi
simptomatik dihubungkan dengan epilepsi karena ada kelainan di otak.
Adapun gejala-gejala epilepsi yang muncul pada anak adalah
seperti berikut:
- Anak memiliki tatapan mata yang kosong. Biasanya,
ini terjadi secara mendadak, ketika si anak sedang melakukan sesuatu dan
berhenti tiba-tiba. Ia lantas seperti melamun.
- Bangkitan total. Anak
yang mengalami bangkitan total biasanya jatuh secara tiba-tiba dan
kehilangan kesadaran. Ini berlangsung sekitar 2-5 menit.
- Kedutan. Meski
gejala yang satu ini bisa muncul pada berbagai jenis epilepsi, namun ia
terlihat lebih jelas pada epilepsi fokal.
- Aura (biasa
dianggap sebagai tanda peringatan). Aura terjadi sesaat sebelum bangkitan
berlangsung, di mana si anak tiba-tiba merasa sakit tanpa sebab, mendengar
suara yang tidak nyata, atau mencium aroma yang tidak ada sumbernya.
Apa dampak epilepsi pada anak? Anak-anak penyandang epilepsi
biasanya mendapat gangguan fungsi intelegensi, pemahaman bahasa, gangguan
fungsi kognitif, bahkan membuat perbedaan yang cukup signifikan pada IQ. Selain
itu, epilepsi juga memiliki penyakit penyerta. Ini yang dalam dunia medis
disebut komorbiditas, dan mesti diawasi oleh para orang tua. Komorbiditas
akibat epilepsi ini sangat beragam, mulai dari lumpuh otak, retardasi mental,
maupun ADHD.
Para orang tua memiliki peranan penting dalam perkembangan
anak penyandang epilepsi. Selain melakukan deteksi dini, para orang tua
diharapkan dapat memperhatikan kelainan-kelainan yang mungkin terjadi selama
masa pertumbuhan.
Meski hingga saat ini belum ada pengobatan yang mampu
menyembuhkan epilepsi, sekitar 80 persen anak-anak dengan epilepsi bisa hidup
normal. Bangkitan yang dialami telah terkontrol melalui pengobatan yang benar
dan teratur. Hasil penelitian WHO yang dilakukan di Amerika, Inggris , dan
Swedia menunjukkan, setelah melalui pengobatan teratur selama 10 tahun,
akumulasi penurunan terjadinya bangkitan – selama lima tahun - adalah sebesar
58-65 persen (orang dewasa) dan 74 persen (anak-anak). (Bayu Maitra)
0 komentar:
Posting Komentar